Mananti Jakarta Kembali Jadi "Jewel of The East"


Hari ini tepat ulang tahun ibu kota tercinta Indonesia alias Jakarta yang ke-484. Sebuah usia yang boleh dibilang sudah tua. Lalu apakah dengan semakin berumurnya Jakarta kehidupan penduduknya semakin maju?
Pertanyaan yang mungkin sulit dijawab mengingat semakin banyaknya penduduk miskin yang termarjinalkan di Jakarta dari tahun ke tahun. Padahal, mereka hidup tidak jauh dari pusat pemerintahan. Terus siapakah yang salah dengan semua ini?

Masih banyak warga Jakarta yang menginginkan perubahan. Sayangnya, hal belum terealisasi sepenuhnya. Ibu Kota ini menanggung beban kota yang kian berat, meski roda pembangunan terus berputar. Inilah curhatan warga Jakarta yang okezone himpun, Rabu (22/6/2011).

"Pembangunan di Jakarta sudah bagus, tapi mudah-mudahan lebih merata lagi. Dan harapan saya sebagai orang kecil agar kehidupan warga Jakarta semakin makmur," ucap Anwar Ibrahim (34), seorang putera Betawi yang berdagang gulali keliling di bilangan Kembangan, Jakarta Barat.

Anwar mengharapkan semoga semakin tuanya usia kota terpadat di Tanah Air ini dan bergantinya pimpinan, Jakarta akan lebih baik lagi. "Biarpun gubernurnya ganti-gantian, saya harap Jakarta akan aman dan tentram. Jangan ada macet dan banjir di mana-mana. Pemimpinya jangan hanya memikirkan perut sendiri," tambahnya.

Sama halnya dengan Maulana Idham (28), warga Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dia menganggap Ibu Kota masih saja ada sampah yang menumpuk di jalan dan di kali.

"Harapan saya di ulang tahun Jakarta agar jalan tidak macet, bebas banjir dan sampah yang menumpuk di kali-kali. Namun tidak lepas peranan dari warganya juga agar tidak membuang sampah sembarangan," tuturnya. Itulah sepenggal curhatan dari warga kelas bawah yang menggantungkan sepucuk harapan kepada penguasa Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam sambutannya pada sidang paripurna di Gedung DPRD Jakarta, hari ini, mengakui jika wilayahnya masih sarat dengan persoalan yang belum terpecahkan. "Kita memahami dan menyadari bahwa kompleksitas permasalahan Jakarta saat ini sebetulnya adalah kelanjutan yang terus menumpuk dan meluas dari proses perkembangan di masa lalu," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD DKI Jakarta, Ferial Sofyan berujar, "Jika selama ini kita banyak menerima keluhan, harus diterima sebagai koreksi positif. Jakarta masih dalam status berusaha mengatasi kemacetan."

Dewan mencatat sejumlah kunci yang masih butuh penyelesaian yakni, banjir, air, genangan air, limbah, sampah, kependudukan, RTH, macet, dan sebagainya. "Ini perlu diperhatikan, RT/RW akan diselesaikan segera oleh DPRD dan eksekutif," terangnya.

Menurut Ferial, Jakarta adalah barometer Indonesia di mata dunia. Maka itu rancangan Jakarta dibandingkan dengan ibu kota-ibu kota negara sahabat yang kondisinya relatif setara. Kesadaran akan keterbatasan, kata dia, dapat diatasi dengan kesungguhan menyusun rencana dan kebijakan. Ya, mudah-mudahan wajah Jakarta ini di masa depan bisa kembali meraih predikat "Jewel of The East" seperti di masa lampau.

Comments