Tantowi Yahya: Dari Country, Mengabdi untuk Negeri


“Aryati dikau mawar asuhan rembulan. Aryati dikau gemilang seni pujaan. Dosakah hamba mimpi berkasih dengan tuan. Ujung jarimu kucium mesra tadi malam. Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi. Hanya dalam mimpi.” Aryati. Dikau mawar ditaman khayalku Tak mungkin tuan terpetik daku. Walaupun demiklan nasibku. Namun aku bahagia seribu satu malam.”
Lagu berjudul Aryati ini sangat populer di era 50-an, Bahkan sering dijadikan lagu wajib karena sering dibawakan pada setiap acara. Sang penyanyi begitu piawai memadukan lagu klasik ini dengan irama country, sehingga lain dari pada yang lain.

Siapakah yang mempopulerkan lagu Aryanti? Ya, adalah Tantowi Yahya, seorang penyanyi country paling terkenal di Indonesia. Sayangnya, kemerduan suranya dan kelihaiain memetik senar gitar dalam sebuah panggung pementasan, bisa dibilang langka. Tantowi kini bukan hanya seorang penyanyi country, artis, presenter, dan produser terkenal, melainkan menjelma sebagai seorang politikus.
Saat ini Tontowi banyak tampil di panggung politik.Tantowi sekarang bukan menembangkan karya-karyanya dalam senandung lagu melainkan mengabdikan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk negeri dalam kegiatan kepartaian dan parlemen. Kini, sang penyayi country yang juga sempat menjadi pembaca acara “Who Wants To Be A Millionare” tersebut sudah menanggalkan dunia keartisannya dan berkarier sebagai politisi Komisi I DPR dari Partai Golkar.
Pada 2012 mendatang, saat Pemilukada DKI Jakarta dihelat, Tantowi yang sempat menjadi resepsionis Hotel Borobudur ini akan kembali mencari peruntungannya dengan masuk dalam bursa bakal calon Gubernur DKI tahun 2012-2017. Awalnya dari dunia panggung, kini Tantowi Yahya menapaki jejak di panggung politik.
Kunci Sukses
Apa yang menjadi kunci sukses Tantowi? Salah satu kunci suksesnya adalah membaca dan membangun jaringan. Berkat kegemaran membaca sejak kecil, akhirnya didaulat menjadi Duta Baca Indonesia oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia . Gelar ini disematkan kepada Tantowi yang artis dan 'public figure' sejak sekolah hingga saat ini aktif dalam kegiatan meningkatkan minat dan gemar membaca di kalangan masyarakat.
Pria kelahiran Palembang, 29 Oktober 1960 berhasil dalam kariernya salah satunya dikarena sejak kecil hingga saat ini aktif membaca buku-buku termasuk buku dari Amerika melalui kegiatan Perhimpunan Persahabatan Indonesia Amerika (PPIA). Tak heran jika awalnya hanya tanaman D-1 Akademi Perawisata Indonesia di Yogyakarta tahuan 1982 , namun dengan membaca banyak buku sempat menduduki jabatan untuk lulusan S-1, S-2 dan S-3, seperti menjadi Senior Public Relations di BASF Jakarta dan Managing Director PT Ciptadaya Prestasi.
Kesuksesan Tantowi juga tak luput berkat dorongan kedua orang tuanya,terutama sang bunda yang banyak tahu karena gemar membaca. Berkat dorongan sang bunda itu pula dia kemudian menjadi terkenal. Karena itu pula ia menghimbau masyarakat agar menjadikan semboyan 'Ibuku Sebagai Perpustakaan Pertamaku", untuk meningkatkan minat baca. Mengingat masa kecilnya hingga dewasa di Palembang, tepatnya di Kelurahan 7 Ulu, Tantowi mengungkapkan bahwa kedua orang tuanya selalu menasihati dia dan Helmy agar kelak bisa berhasil, sebab kakak-kakaknya gagal meraih sukses.
Orang tuanya mendorong agar dia banyak membaca dan ikut kursus Bahasa Inggris ketika SMA di Palembang, sehingga pengetahuannya terus meningkat. Meski hidup dari keluarga sederhana sekolah dan membaca adalah yang utama. Sang ayah hanya seorang kiai dan pedagang kacamata dan ibu tokoh PPP di Palembang, namun tetap mengusahakan anak-anaknya hingga kuliah di Jawa. Kegemaran Tantowi membaca sejak kecil mengikut jejak ibunya yang tiap hari tak pernah luput membaca koran.
Selain membaca, kesuksesan yang diperoleh Tantowi bukan karena semata-mata kepandaian atau gelar akademis. Akan tetapi kesuksesan ini diperoleh karena kemampuannya untuk menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan banyak orang. Kemampuan inilah yang diyakininya mengantarkan seseorang mencapai kesuksesan. Keyakinan itu diperolehnya berdasarkan motto hidupnya "salah satu kepuasan terbesar saya dalam hidup ini adalah ketika berhasil menyampaikan persoalan yang pelik dalam bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh semua orang". Tantowi juga meyakini bahwa kemampuan itu bisa dipelajari. Maka, ia bersama teman-teman pun mendirikan Tantowi Yahya Public Speaking School (TYPSS).
Modal yang sangat penting dalam setiap upaya yang dilakukan Tantowi adalah kerja keras. Ayahnya, adalah salah satu sosok yang menyumbang banyak bagi perkembangan pribadinya. Lahir di sebuah keluarga yang diboleh dibilang miskin, Tantowi diminta ayahnya untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris ketika ia duduk di bangku SMP. Seorang tantowi adalaheorang pembelajar yang cerdas.
Untuk dunia presenternya, Tantowi belajar dari para seniornya yang sudah tidak asing lagi di telinga pemirsa televisi dan pendengar radio. Dari Koes Hendratmo, ia belajar senyuman yang tulus. Dari Krisbiantoro, ia belajar artikulasi dan pemilihan kata yang bermakna. Dari Bob Tutupoli, ia belajar penggunaan Bahasa Inggris di atas panggung. Sedangkan dari Ani Sumadi, ia mendalami seluk-beluk dunia pertelevisian.
Hampir seluruhnya ia jajaki secara otodidak. Kunci kesuksesan seorang Tantowi Yahya sesungguhnya ada pada mindset sukses dan semangat untuk sukses. Dan untuk dua hal itu, berbagai kendala dan hambatan membuat Tantowi seperti tak pernah merasakannya. Apa yang didapatkannya sekarang ini, sudah diimpikannya sejak dirinya masih di Sekolah Dasar. Kebiasaannya di SD waktu itu, tiap kali mengisi biodata, ia selalu menuliskan cita-citanya: "pingin jadi orang beken".
Sejak kecil rasa optimisme Tantowi memang sudah tebal. Bahkan ketika kecil, ia sudah yakin hidupnya tak bakalan susah. Bayangkanlah, ketika anak-anak seusianya di kelas dua SMA saat itu paling banter punya uang saku Rp500-Rp 1000 per hari, Tantowi sudah berpenghasilan dari mengajar bahasa Inggris dengan gaji Rp150 ribu per bulan.
Panggung Politik
Tantowi Yahya diangkat menjadi anggota DPR RI pada tahun 2009 dengan dapil Sumatera Selatan. Tantowi menempati urutan pertama daftar artis yang secara positif mampu membawa nama “kalangan artis” berkiprah dalam pentas politik praktis di DPR. Kesuksesan sepak terjang Tantowi dalam dunia politik tidak terlepas dari kecerdasannya selama menjadi man organize, MC, dan pegiat bisnis hiburan tanah air.
Di samping opini-opini politiknya terkait bidang kerja di komisi I DPR, Politisi partai golkar ini sukses mendokrak prestasi dan popularitas artis dalam kancah politik setelah beberapa bulan terakhir ini yang bersangkutan menyatakan kesiapannya sebagai calon kandidat pemilihan Gubernur DKI 2012 mendatang.
Di DPR, Tantowi banyak mengkritisi soal pembajakan lagu melalui internet yang belum banyak diketahui. Selama ini yang banyak diketahui pembajakan lagu dari kaset, CD, dan DVD. Karenanya, Tantowi mempelopori lahirnya Undang-Undang Perlindungan Distribusi Lagu Melalui Internet. Mengingat namanya besar dari dunia musik, tentunya sangat paham dengan nasib di penyanyi. Menurutnya, sejak lama orang dengan bebas mendownload lagu dari internet dengan gratis, tanpa memberikan royalti seperak pun kepada penyanyinya, dan itu merugikan para penyanyi.
Pembajakan lagu melalui internet harus dilindungi mengingat kerugian yang ditaksir industri musik sebesar Rp3 triliun per tahun. Bayangkan, produknya sudah ada tapi payung hukumnya belum ada. Ini yang harus diupayakan sesegera mungkin, sehingga dirinya mewacanakan perlunya UU tersebut.. Untuk itu, Tantowi tengah giat mengumpulkan bahan-bahan untuk dijadikan kajian ilmiah agar RUU ini dapat lolos di DPR. Sebab, Tanpa kajian ilmiah yang komprehensif, maka bahan-bahan ini tidak akan jadi RUU.
Kini, Tantowi juga membidik kursi Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2012-2017. Bakal Calon Gubernur Jakarta, Tantowi Yahya, akan menjadi salah satu saingan terkuat incumbent Gubernur Jakarta Fauzi Bowo (Foke) dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta Agustus 2012 mendatang. Berdasarkan hasil survei Media Survei Nasional dan The Future Institute yang dipublikasikan di Jakarta, Sabtu (7/5), tingkat popularitas Tantowi Yahya sebagai kandidat calon Gubernur DKI Jakarta mencapai 89,7 persen, tipis di bawah popularitas Fauzi Bowo (98,8 persen) dan Rano Karno (97,4 persen).
Survei yang dilaksanakan pada 23-28 April 2011 itu menggunakan metodologi multistage random sampling dengan jumlah responden 980 orang dan tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error lebih kurang 3,2 persen. Survei politik yang dilakukan dengan wawancara tatap muka tersebut ditujukan untuk mengetahui tiga hal, yakni popularitas para calon kandidat yang berpeluang bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2012, mengetahui isu atau problem prioritas warga Jakarta yang harus diselesaikan gubernur mendatang, serta cara pemilihan gubernur DKI yang sesuai harapan masyarakat. Berdasarkan survei tersebut, terungkap pula bahwa di internal Partai Golkar, popularitas Tantowi Yahya jauh mengungguli tiga bakal calon gubernur lainnya dari partai itu, yakni Aziz Syamsuddin dan Prya Ramadhani yang masing-masing hanya 15,5 dan 12,1 persen.
Apa yang mendorongnya maju di Pilkada DKI? Di Amerika, kata Tantowi, seorang artis yang terjun ke dunia politik seperti Arnold Schwarzenegger sukses menjadi Gubernur California. Sebab itu, dirinya akan akan membuktikannya seandainya terpilih nanti. Keinginan Tantowi mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak terlepas dari motivasi sang ayah. Menurutnya, sejak kecil sang ayah selalu memotivasi agar jangan hanya menjadi masyarakat biasa. Dengan menjadi pemimpin, hidup kita menjadi lebih bermakna karena bisa membantu dan bermanfaat bagi orang banyak. Dan siapa pun yang dipercaya memimpin Jakarta harus ada tokoh yang visioner, tidak dalam tatanan normatif. Visioner itu ditandai dengan adanya terobosan. Tanpa itu, Jakarta akan kembali terjebak pada rutinitas, tetap macet, banjir, permasalahan sampah, urbanisasi dan problem-problem klasik lainnya.

Bisnis-Hiburan
Lulus SMU tahun 1979, Tantowi yang beragama Islam ini hijrah ke Yogyakarta kuliah D1 Akademi Perhotelan di Yogyakarta. Setelah itu, Tantowi pindah ke Jakarta. Karier kerjanya diawali sebagai resepsionis di Hotel Borobudur Jakarta pada tahun 1982. Dua tahun kemudian, dia pindah ke Hotel Hilton. Tahun 1987 Tantowi pindah ke perusahaan pita kaset BASF. Berkat usaha kerasnya, Tantowi menduduki jabatan Promotion Manager dalam waktu 2 tahun.
Pada tahun 1994, berbarengan dengan keluarnya Tantowi dari BASF karena pabrik itu menutup produksi kasetnya (Pabrik BASF di Jerman menutup produk pita kaset karena dinilai sebagai sunset product yang posisinya sudah digantikan oleh disc), Tantowi sudah berkibar dengan usahanya di bawah bendera PT Ciptadaya Prestasi. PT Ciptadaya Prestasi yang sering disebut dengan akronim Ceepee (baca: Cipi), bergerak di bidang rekaman, PH (Productions House), artist management, promotion, dan event organizer.
Beberapa artis yang berada di bawah bendera Ceepee adalah Lusi Rachmawati, Sherina, Molukas, dan Tantowi sendiri. Ceepee juga pernah merancang acara BASF Award 1992-1994, Miss Indonesia Pegant 1994 sampai 1996, 60 Tahun Unilever Indonesia, Citra Pariwara1994-1995, We Are Indonesia Concert Istana Bogor 1999, dan acara Panasonic Award.
Acara televisi yang pertama dipandunya adalah kuis Gita Remaja - TVRI, pada tahun 1989, yang dipandu oleh Ani Sumadi. Kemampuannya membawakan acara langsung menempatkannya sebagai penghuni baru di ranah hiburan tanah air. Namanya berkibar bukan saja di TVRI, tapi ia juga laris sebagai MC (master of ceremony) untuk berbagai acara. Karier terbaik Tantowi sampai saat ini adalah terpilih sebagai pembawa acara kuis yang bertaraf internasional, Who Wants To be a Millionaire di RCTI, yang dibawakannya dari tahun 1999 hingga 2006. Kerja keras Tantowi terbayar dengan diboyongnya pegnghargaan sebagai The Most Favourite Television Quiz Host dalam ajang Panasonic Awards selama 2 tahun berturut-turut (2003 dan 2004). Tantowi juga tercatat sebagai salah satu founder sekaligus sekretaris jenderal Indonesian Music Awards Foundation dari tahun 1997-2001.Ia juga pembawa acara Are You Smarter Than A Fifth Grader sebelum akhirnya diganti oleh Nico Siahaan

Musik Country
Jenis musik satu ini sudah mendunia. Sejarah panjangnya turut membuatnya menjadi satu jenis musik yang enak dinikmati untuk suasana reuni. Di Indonesia ada satu tayangan teve yang terkenal dengan tokohnya yang identik membawakan lagu-lagu bernuansa balada satu ini, yaitu Tantowi Yahya. Tokoh yang saat ini bergelut sebagai politikus ini seringkali disebut sebagai tokoh pembawa candu musik Country di Indonesia.
Tantowi Yahya yang mempopulerkan musik Country di Indonesia, terbukti bahwa jenis musik dengan alur musik santai ini direspon baik oleh industri musik lokal. Penggemarnya pun semakin bbertambah. Anggota club country Indonesia saat ini sudah beranggotakan ratusan orang hingga ke daerah-daerah. Tantowi Yahya sendiri yang sebelumnya turut dikenal dengan lagu-lagunya yang bernuansa kenangan nostalgia berhasil membuktikan kecocokan yang terjalin antara perjalanan musik Indonesia dengan asupan musik Country yang bersemangat. Beberapa lagu seperti “Just Call Me Lonesome”, “Malam Minggu”, “Polo Pa Kita”, “Aryati”, dan “Pulang Jo” saat ini sangat dikenal oleh para pecintanya dari album Country Manado. Hingga sekarang pun makin banyak acara perkumpulan penggemar musik Country diadalakn, baik secara on air maupun off air.
Tahun 2000, Tantowi melempar single "Gone, Gone, Gone" (karya Rinto Harahap) yang ternyata mendapat tanggapan yang cukup baik dari masyarakat. Tantowi kemudian melempar album perdananya, Country Breeze. Satu lagu andalannya adalah berjudul "Hidupku Sunyi" yang dulu pernah dilantunkan almarhum Charles Hutagalung, personel The Mercy's. Dalam album itu hadir pula lagu "Aryati" (ciptaan Ismail Marzuki) serta lagu karya Rinto Harahap yang berjudul "Tangan Tak Sampai". Bahkan ada 3 lagu yang dinyanyikan Tanto secara duet, yaitu dengan Helmy Yahya ("Kasih kembalilah"), Mark Alan ("Love is a Desire"). dan Pinky Warow ("You're My Kind of Woman"). Album perdananya ini mampu menembus angka penjualan 300 ribu kopi.
Suksesnya album country itu, membawa Tantowi kembali ke TVRI untuk menyuguhkan Country Road yang menjadi andalan televisi pemerintah itu. Tak berbeda dari album sebelumnya, album kedua Southern Dreams yang diillhami lagu country Amerika, mendapat sukses besar. Keinginannya untuk melestarikan kebudayaan Indonesia dibuktikan dengan dikeluarkannya album berisikan lagu-lagu daerah yaitu Country Manado. Album ini akhirnya menghantarkan Tantowi menerima penghargaan AMI-Sharp Awards sebagai Best Ballad and Country singer pada tahun 2002. Kemudian, pada tahun 2004 AMI-Samsung Awards menganugerahinya Best Traditional Album Singer.
Tantowi kemudian mendirikan Country Music Club of Indonesia pada Januari 2003, dan setahun kemudian METRO TV mengundangnya untuk menjadi host di acara musik country atau yang dikenal “Goin’ Country”. Kecintaannya pada msuik country menjalar pula pada aksesorisnya termasuk pakaian. Tantowi pun membuka gerai pakaian Western berlabel namanya sendiri, TY Western Wears. Produk yang dikembangkan TY Western Wears terdiri atas tiga kelompok besar, yaitu produk garmen, kulit, dan aksesoris.
Tantowi Yahya memang layak mendapatkan predikat pahlawan musik Country di Indonesia. Ada kalangan berpendapat bahwa musik khas asing seperti Country yang identik hanya dengan satu negara ternyata memiliki kemiripan karakter sejarah dengan musik dangdut yang terkenal hanya dari Indonesia.

Comments