"Ini tak ada radiasinya loh, berasnya pulen"

"Uh, nasinya enak, pulen, wagi lagi kayak pandan wangi," celetuk Herlina. Tak cuma itu, kata dia yang antusias berbicara soal pengalaman barunya, nasi dari beras yang satu ini setelah dimasak agak beda dari yang lain. Selain warna putih bersih juga tahan lama. "Saya masak pagi, eh sampai malam masih enak tuh dimakan. Biasanya nasi yang di rumah gampang lembek dan basi," ungkapnya. "Mamah, mamah, kok makan dikit udah kenyang yah," sambung Herlina kembali yang menirukan ucapan anaknya. "Ya, anak saya yang ketiga itu emang doyan makan. Tapi pas makan nasi yang itu, baru dikit dah bilang kenyang," aku perempuan setengah baya berpostur ramping. Herlina tak lain staf sekretaris redaksi okezone, yang kebetulan mendapat oleh-oleh satu kantong beras spesial dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Ya, pekan lalu, Kepala Batan Hudi Hastowo bersama jajarannya antara lain Kepala Humas Ferhat Aziz dan Kepala Pusat Diseminasi Iptek Nuklir Totti T, bersilaturahmi ke awak redaki okezone dan sindonews. Menurut Hudi, kedatangannya tak lain untuk mempererat kerja sama dengan pihak media. "Kami memerlukan rekan-rekan sekalian untuk memberikan pemahaman yang baik antara media dan masyarakat tentang bagaimana energi nuklir itu sebaiknya digunakan dan dimanfaatkan, agar terjadi kesepahaman," terang Hudi dalam kesempatan tersebut. Setelah berbincang hangat dengan awak redaksi, di penghujung acara Batan memberikan buah tangan berupa tujuh jenis beras hasil panen pengembangan padi dengan teknologi mutasi nuklir. "Ini tidak ada radiasinya loh. Berasnya pulen," promosi Hudi. Pertanian memang menjadi bidang yang telah lama menerima faedah teknologi nuklir. Nuklir yang sering dikampanyekan menakutkan, justru bisa digunakan untuk menghasilkan benih-benih tanaman unggul yang dibutuhkan bagi peningkatan produksi. Kekhawatiran masyarakat terhadap nuklir cukup beralasan. Ada trauma terhadap teknologi moderen yang satu ini. Bom nuklir dipahami masyarakat awam sebagai senjata pemusnah massal yang sangat merusak. Terlebih, baru-baru ini reaktor nuklir di PLTN Jepang bocor setelah diguncang gempa 8,9 SR. Sebab, dampak dari bocornya reaktor nuklir ini diyakini bisa meluas ke sektor sosial, bahkan ekonomi masyarakat, karena seluruh aktivitas bakal terancam terkena dampak radiasi aktif yang mengerikan. Kendati demikian, teknologi nuklir juga punya nilai positif dan mamfaat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatannya untuk tujuan positif seperti di bidang pertanian, energi alternatif, kesehatan, dan industri. Salah satu contohnya adalah beras unggul hasil rekayasa Batan. Selain punya keunggulan dari beras lainnya, yang terpenting adalah aman dikonsumsi. Produk pangan sehebat apapun jika tak bisa dikonsumsi karena mengandung bahaya bagi kesehatan, maka tidak akan ada nilainya sama sekali. Pemanfaatan teknologi nuklir dalam pengembangan pertanian dapat menjadi alternatif untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan dunia. Bahkan, saat ini untuk menjaga stok beras nasional agar tetap stabil, Indonesia harus melakukan impor. Hingga Juli 2011, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor beras Indonesia telah mencapai USD829 juta atau senilai Rp7,04 triliun. Uang sebanyak ini digelontorkan pemerintah untuk mendatangkan sebanyak 1,57 juta ton beras dari Vietnam (892,9 ribu ton), Thailand (665,8 ribu ton), China (1.869ton), India (1.146 ton), Pakistan (3,2 ribu ton), dan beberapa negara lain (3,2 ribu ton). Ini baru untuk beras saja, sejumlah komoditi pangan lainnya juga terpaksa ditutupi dengan jalan impor seperti kedelai, jangung, dan lainnya. Beras adalah komoditas utama yang menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Orang boleh tidak makan jagung atau komoditas lain, namun untuk beras harus dipenuhi karena menjadi makanan pokok. Dari data BPS, kebutuhan beras Indonesia per tahun sekira 33 juta ton, sedangkan cadangan beras yang ada di gudang Bulog saat ini sebesar 1,5 juta ton. Kendati demikian, pemerintah nyatanya selama ini masih mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand sebagai negara pengekspor terbesar. Selain itu, distribusi beras yang tidak merata antardaerah juga menghambat Indonesia mencapai swasembada beras. Kondisi surplus beras di Indonesia selama ini juga tidak stabil. Sebab, saat panen raya dan produksi melimpah di suatu daerah, harga cenderung jatuh. Sementara itu saat paceklik selalu dihadapkan pada persoalan kekurangan beras dan harga melambung, sehingga cara pintasnya tak lain impor. Berkaca dari kondisi tersebut, pemanfaatkan nuklir di bidang pertanian perlu digalakan sejalan dengan sosisialisasi yang komprehensif terkait pemahaman teknologi ini. Melalui rekayasa nuklir, yakni teknik yang berhubungan dengan penggunaan sinar radiasi yang dihasilkan unsur radioaktif, antara lain sinar alfa, beta, dan gamma, dapat menggejot produktivitas. Khusus dalam bidang pertanian, manfaat sinar radioaktif sangat besar dalam mutasi tanaman untuk menemukan varietas unggul. Salah satu cara mendapatkan rangkaian sifat yang baik, yaitu dengan mengubah faktor pembawa sifat (gen). Perubahan gen yang dapat menyebabkan perubahan sifat makhluk hidup dan diwariskan disebut mutasi. Sinar radioaktif yang biasanya digunakan untuk mutasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari radioaktif Cobalt-60. Contohnya, adalah padi atomita dan kedelai muria. Dalam pemberantasan hama tanaman, penggunaan sinar radioaktif tidak mematikan hama tetapi untuk memandulkan hama. Sejumlah serangga jantan diradiasi dengan sinar gamma dalam dosis tertentu sehingga mengalami kemandulan (steril). Tujuannya, sperma yang dihasilkan tidak dapat membuahi sel telur. Cara ini dikenal dengan istilah teknik jantan mandul. Dengan penggunaan teknik ini, maka populasi hama akan menurun secara lambat dan bertahap tanpa mengganggu ekosistem. Selain itu, teknik nuklir juga dimanfaatkan dalam pengawetan makanan, agar tahan lama dan tidak mudah rusak. Pengawetan makanan secara tradisional seperti pengeringan, pemanasan, dan pengasapan masih memiliki kekurangan karena pada jenis makanan tertentu sifat makanan dapat berubah, ditumbuhi jamur, dan dapat diserang serangga. Penemuan cara pengawetan dengan teknik radiasi dapat meminimalkan kerusakan yang terjadi pada makanan. Sejauh ini, Batan telah berkontribusi di bidang pertanian khususnya menambah keragaman varietas unggul padi nasional. Misalnya padi atomita 1-4, cilosari, meraoke, woyla, kahayan, winongo, diahsuci, yuwono, mayang, mira-1, bestari, inpari sidenuk, situgintung, dan pandan putri. Yang terakhir ini, pandan putri merupakan varietas tanaman padi lokal dan cocok untuk lahan basah, bersifat aromatik (berbau harum), serta mudah beradaptasi di berbagai kondisi lahan. Padi ini awalnya keturunan dari varietas pandan wangi yang menjadi kebanggaan Kabupaten Cianjur. Beras pandan wangi ini punya ciri khas, yakni baunya yang harum, rasa nasinya pulen, dan penampilannya berwarna sangat putih. Kombinasi dari keragaman sifat khas tersebut kemudian membuat pandan wangi banyak dicari, meski harganya relatif lebih mahal. Namun, di balik keunggulan ini ada kelemahannya yakni sulit diproduksi dalam jumlah banyak, umur panen lama sekira enam bulan lebih, dan sulit beradaptasi di lahan lainnya. Karenanya, pandan wangi cuma bisa ditanam di areal sekitar Kecamatan Warungkondang, Cibeber, Cilaku, Cugenang, dan Cianjur Kota. Sementara pandan putri memilki keunggulan umur tanam pendek sekira 127-130 hari, selain tetap pulen, aromatik, tekstur dan rasa nasinya tidak berubah dari induknya. Padi unggul ini mampu memproduksi rata-rata 6,5 ton/hektare gabah kering giling dengan potensi hasil 8 ton/hektare gabah kering giling. Kepala Batan Hudi Hastowo mengatakan, pandan putri merupakan varietas padi yang memiliki keunggulan lebih dari pandan wangi. "Dikatakan unggul karena bisa tahan hama, umur panen pendek, dan produksi tinggi," paparnya saat berbincang dengan Sindonews, Selasa (21/11/2011). Soal keamanan, Hudi menjamin tidak perlu khawatir dengan padi hasil iradiasi ini. "Sepenuhnya aman dan tidak ada efek samping, karena penyinaran dengan radio aktif hanya dilakukan di tahap awal. Selanjutnya dilakukan uji multilokasi untuk mendapatkan sertifikasi sebagai varietas unggul," paparnya. Hudi menjelaskan, pandan putri ini adalah varietas padi lokal yang dikembangkan di Cianjur dari indukan pandan wangi. Dalam hal ini, Batan bekerja sama dengan Pemkab Cianjur dalam mengembangkan padi unggul tersebut. Sekadar diketahui, penyinaran radiasi terhadap pandan wangi sudah dilakukan sejak tahun 2010 dan kemudian dilakukan pengujian tanaman bekerja sama dengan PT Sang Hyang Seri di Pusaka Negara, Kabupaten Subang hingga menghasilkan galur mutan harapan dengan kode PW 67-a-Psj. Galur mutan inilah yang kemudian dilakukan uji multilokasi di 17 kecamatan Kabupaten Cianjur antara tahun 2008 hingga tahun 2009. Untuk mendukung kajian uji multilokasi tersebut, Kabupaten Cianjur dengan Batan telah menandatangani nota kesepahaman pada 2007. Hasil uji multilokasi menunjukan bahwa galur mutan PW 67-a-Psj bisa beradaptasi di seluruh wilayah pengujian dengan masa panen yang sangat pendek, yaitu sekira empat bulan, aromatik, tekstur baik, dan rasa nasinya tidak berubah dari induknya. Hasil pengamatan uji multilokasi yang dilengkapi dengan uji fisik galur, kandungan protein dan amilosa serta uji flavour ini kemudian diajukan kepada Tim Penilai dan Pelepasan Varietas Tanaman, serta berhasil lolos untuk ditetapkan sebagai varietas unggul. Akhirnya, dengan surat keputusan Menteri Pertanian Nomor 2366/Kpts/SR-120/6/2010, galur mutan PW 67-a-Psj ditetapkan sebagai varietas unggul dan diberi nama pandan putri. Setelah diluncurkan, kehadiran pandan putri di masyarakat petani mulai dikenal. Sebagai pilot proyek, pandan putri ditanam di Kelompok Tani Oryza Sativa Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Selain itu, di Gapoktan Al Amanah seluas 1 hektare dibawah pembinaan HKTI dan PPL Desa Cikondang, Cibeber Cianjur. Menurut Ketua DPC Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Cianjur Ibrahim Naswari, kemunculan varietas padi pandan putri bisa menjadi alternatif tanaman padi sawah, karena dari segi usia, dan produktivitas lebih baik dari pandan wangi. Dia juga berharap, pandan putri bisa diproteksi sebagai upaya antisipasi menjaga varietas asal Kabupaten Cianjur. "Jadi tak boleh ditanam di luar, tapi hanya di Cianjur sebagai proteksi," harapnya. Pada akhirnya, sebagai varietas unggulan hasil rekayasa nuklir, pandan putri diharapkan mampu meningkatkan kekuatan pada sektor pertanian, khususnya di Ciajur. Dengan pemanfaatan teknologi keinginan para petani mengembangkan pandan wangi ini terwujud dengan lahirnya turunan pandan putri dengan kapasitas produksi bisa dua sampai tiga kali lipat. Kini, pandan putri menjadi ikon baru beras Cianjur.

Comments