Kelompok Kerja (Pokja) Salarea sedang meristis pengembangan demplot kopi dengan membedayakan warga Desa Giri Mukti, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ya, akibat pandemi virus corona (Covid-19), banyak warga yang kehilangan pendapatan terutama pekerja harian atau serabutan.
Pendiri Pokja Salarae Dadan M Ramdan mengatakan, demplot kopi diinisiasi dengan memanfaatkan lahan seluas lima hekatare (ha) di area lahan perhutana. Selanjutnya, lahan konsesi tersebut dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Salarea yang dibentuk oleh Pokja Salarea, Perhutani dan aparat pemerintah sekitar. "Kami memanfaatkan lahan itu untuk demplot kopi untuk menguatkan ketahanan pangan dan memberikan dampak ekonomi bagi warga setempat," terangnya.
Menurut Dadan, untuk membuka lahan menjadi area demplot, Pokja Salarea memberdayakan warga setempat dalam program padat karya korban terdampak pandemi Covid-19. "Untuk membuka lahan, kami mendapat sumbangan dari donatur," ungkapnya.
Yang terang, dari program padat karya ini setidaknya warga mendapat pemasukan untuk mengurangi beban karena tekanan ekonomi dan menurunnya daya beli. Rencananya, penanaman kopi akan dilaksanakan pada musim hujan saat ini. "Kami mendapat bantuan bibit kopi dan pupuk organik dari Pak Hamzah, Kasdim Garut, yang selanjutnya ditanam di lahan satu hektare yang telah dibuka lewat program padat karya Covid-19. Atas nama Pokja Salarea, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada jajaran Kodim Garut yang sangat mendukung program ketahanan pangan ini," ujar Dadan.
Secara bertahap, demplot kopi akan diperluas dari target awal satu hektare hingga lima hektare. Untuk mengoptimalkan lahan demplot kopi ini, Dadan bilang, akan dilakukan tumpang sari dengan komoditas tanaman pangan yang punya nilai ekonomis tinggi seperti jahe, porang, cabai, talas dan sebagainya," imbuh dia.
Comments
Post a Comment